Rabu, 24 Maret 2010

Buah Ketaatan Pada Allah

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. Al-Anfal 8:24)

Setiap ibadah yang disyariatkan Allah ta`ala pasti membawa kebaikan pada diri pelakunya. Inilah makna yang tersirat pada firman Allah di atas. Tujuan ibadah bukanlah untuk memberatkan dan menyusahkan manusia akan tetapi sebagai sumber kebaikan bagi manusia. Adapun adakalanya seseorang menjadi berat atau susah ketika melakukan sebuah ibadah, maka hal itu merupakan akibat sampingan saja. Di satu sisi manusia mendapat sedikit kesulitan namun di sisi yang lain ia akan memperoleh manfaat yang jauh lebih besar.
Di antara manfaat yang diperoleh dari ibadah antara lain adalah:

1. Akan memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
Seorang ahli ibadah akan memperoleh “kehidupan yang baik” di dunia dan “balasan yang lebih baik ” di akhirat sebagaimana firman Allah ta`ala :

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl 16:97)

Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan dan kesenangan. Bentuknya bisa beragam. Rizki yang halal dan baik, istri yang sholihah dan sebagainya yang bisa membuat seseorang menjadi bahagia. Sedangkan di akhirat ia akan memperoleh Surga yang penuh dengan kenikmatan
Adapun orang yang berpaling dari petunjuk Allah maka ia akan mendapatkan kehidupan sempit di dunia dan akhirat sebagaimana firman Allah :

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta
". QS. Thaha 20:124)

Kehidupan yang sempit adalah kehidupan yang sengsara. Di dunia mungkin dia berlimpah harta dan jabatan. Namun harta dan jabatannya justru membuatnya bagai terhimpit beban berat. Apalagi di akhirat, ia akan beroleh kesengsaraan abadi di neraka. Na`udzubillahi min dzalik.

2. Dimudahkan segala urusannya dan diberi jalan keluar dari semua masalah yang dihadapi serta mendapat rizki dari arah yang tak di sangka-sangka
Berkenaan dengan ini Allah ta`ala berfirman :

…barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya… (QS. Ath-Thalaq 65: 2-3)

Siapakah manusia yang tidak mempunyai masalah? Jawabannya tentu tidak ada manusia yang lepas dari problematika. Betapa bahagianya orang yang selalu memperoleh solusi (pemecahan) dari segala masalahnya. Inilah yang dijanjikan Allah pada orang-orang yang bertakwa, “Jalan keluar” dari segala kesulitan. Tidak cukup dengan hal itu, Allah juga menjanjikan dengan rizki yang tidak di duga-duga datangnya.
Allah juga berfirman:
… dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS. Ath-Thalaq 65:4)

3. Mendapatkan penjagaan dan taufik dari Allah
Rasulullah bersabda kepada Abdullah bin Abbas :
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللهِ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
Jagalah (batasan/syariat) Allah maka Dia akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan/syariat Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu (HR. at-Tirmidzi no.2516 Ahmad 1/293)
Makna “menjaga Allah” adalah menunaikan hak-hak Allah dengan ibadah, menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan kalimat “kamu akan mendapati-Nya dihadapanmu” memiliki maksud bahwa Allah akan selalu bersamamu dengan memberikan taufik (bimbingan) dan pertolongan-Nya.
Manusia membutuhkan bimbingan agar dapat senantiasa dalam fitrahnya. Fitrah manusia adalah bertauhid kepada Allah. Namun lingkungan disekitarnya sering mengotori kesucian fitrah manusia sehingga dia lupa kepada apa yang disyariatkan Allah. Pada saat inilah manusia membutuhkan bimbingan sehingga ia bisa kembali pada kesuciannya sebagai hamba Allah yang mengesakan-Nya dalam ibadah. Dengan ketaatan pada Allah maka kita akan senantiasa terbimbing pada jalan yang lurus.

4. Dapat merasakan lezatnya iman
Kelezatan iman akan dapat dirasakan apabila terkumpul tiga sifat dalam diri seseorang. Pertama, Hanya ridha Allah yang dicari. Kedua, Dia tidak menempuh jalan hidup kecuali hanya Islam saja. Ketiga, Dia tidak melakukan ibadah kecuali hanya menurut apa yang dicontohkan oleh Rasulullah
Ketiga hal tersebut didasarkan pada sabda Rasulullah:
ذَاقَ طَعْمَ اْلإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا وَ بِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً
Orang yang ridha dengan Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya akan merasakan kelezatan iman .. (Hadits Shahih Riwayat Muslim no. 34)

5. Memperoleh keteguhan iman dan ketegaran dalam melaksanakan Islam
Allah ta`ala berfirman :
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki. (QS. Ibrahim 14:27)
Imam Bukhari meriwayatkan dari al-Barra bin `Aazib radhiyallahu `anhu bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda :

“apabila seorang muslim ditanya di dalam kubur, maka dia bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Itulah maksud firman Allah Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”

Demikianlah beberapa buah dari ketaatan pada Allah yang dapat dipetik. Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang-orang yang mendapatkannya. Amiin. (nurf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar